-->

HIDUP TIDAK BERJARAK



"Kita tidak hidup sembarangan, melainkan belajar menjadi bijaksana"


Oleh: P. Petrus Musa


Siapa sesungguhnya yang berada di pusat hidup kita? Keindahan hidup dalam komunitas tentu tidak terjadi secara otomatis. Sehingga ada semacam kewajiban yang tidak boleh tidak ada, sebagai bentuk konkrit dari upaya kita menancapkan kehidupan yang tidak berjarak.


Hal pertama, adalah memastikan Tuhan berada di pusat hidup kita. Poin ini menjadi dasar untuk kita mengharapkan kasih karunia-Nya setiap hari dan di setiap musim hidup kita. Untuk itu kita belajar untuk hidup rendah hati dan tidak menganggap segala sesuatu mutlak dalam kekuasaan kita.


Hal kedua, kita dimungkinkan menjadi sebagaimana seharusnya dan melakukan sebagaimana yang telah dirancang untuk kita lakukan demi kebaikan bersama. Kita tidak hidup sembarangan, melainkan belajar menjadi bijaksana.


Hal ketiga, tentang siapa kita dan tentang apa hidup kita. Olehnya kita tidak memandang hidup ini melulu soal kesenangan, kepemilikan, pengalaman dan kekuasaan yang sementara. Eksistensi hidup kita dianugerah Tuhan, agar lebih berdayaguna untuk kepentingan publik.


Hidup tidak berjarak memposisikan panggilan publik kita, untuk hidup bisa dinikmati oleh orang lain, bisa memfasilitasi akses pada hak-hak konstitusional dasar setiap insan, dan secara bersama-sama melekatkan kesejahteraan dalam titian keberagaman.

Older Posts
Newer Posts
firmus bambang
firmus bambang Berlakulah adil dalam setiap perbuatan

Post a Comment

- Advertisment -