Sakral, Dayak Hibun di Sanggau Ritual Ngumpan di Pedagi Nongu Hosuang




Laporan Hendrikus Hendi



SANGGAU - Masyarakat Adat Dayak sub Suku Hibun Ompu Hosuang atau kampung Selesung, Dusun Selesung, Desa Pandan Sembuat, Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau melaksanakan upacara Adat Mpokang atau Bepontei kone Pedagi Nongu Hosuang pada Senin 24/04/2023 lalu.


Meskipun cuaca hujan gerimis melanda kecamatan Tayan Hulu sekitarnya pada senin 24/04/23 pagi hingga siang, hal itu tidaklah menyurut semangat antusias warga Masyarakat Adat Dayak Hibun di kampung Hosuang atau Selesung untuk melaksanakan upacara serta ritual-ritual adat yang harus di laksanakan di pedagi peguno Nongu Hosuang.


Kegiatan yang melibatkan seluruh warga masyarakat adat ompu Hosuang atau Selesung ini diikuti dengan sangat antusias oleh warga.


Hadir pada kegiatan itu Penasehat Pemangkou Poyo Tono Hibun yang saat ini juga menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Kalbar Bapak Fransiskus Suwondo,SE; Kepala Desa Pandan Sembuat Yulianus Paolus, Temongguang Panca Karya Desa Pandan Sembuat Linson; Kepala Wilayah Selesung, Kepala Adat serta Tokoh Masyarakat dan warga kampung Selesung.


Dalam sambutannya Kepala Desa Pandan Sembuat Yulianus Paolus menyampaikan bahwa kegiatan Masyarakat Adat ini rutin dilaksanakan setiap tahunnya untuk menghargai dan menghormati para leluhur "kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun, sebagai bentuk penghargaan kita kepada para leluhur, tampa leluhur kita tidak akan ada hari ini" sampainya


Beliau juga mengingatkan warga agar bersama-sama untuk menjaga, merawat dan melestarikan situs budaya pedagi ini agar selalu lestari bagi anak cucu kedepannya nanti "Mari kita bersama menjaga, merawat dan melestarikan situs budaya ini agar tidak hilang atau punah di genarasi anak cucu kita nanti" himbaunya.


Sementara itu Penasehat Pemangkou Poyo Tono Hibun Fransiskus Suwondo mengingatkan generasi muda agar jangan sombong dan malu mengakui adat, tradisi dan budaya asli dari masyarakat adat setempat.


"Kadang mentang-mentang odiak jeh odoh sekuloah, jeh odoh pergaulan dan jeh khijo tik luar, lalu meninggalkan adat dan tradisi. Padahal pentingnya adat dan tradisi supaya identitas die Hibun ntou youw sampa moyoak, terkhusus identitas masyarakat Hosuang ntou youw sampa moyoak" sampainya menggunakan bahasa sub-suku Hibun.


Beliau juga mengajak generasi muda untuk terlibat aktif menjaga dan melestarikan adat budaya serta tradisi-tradisi peninggalan para leluhur sebagai sejarah bagi generasi dimasa mendatang.


Sementara itu mewakili pihak keluarga pengatowh pedagi atau juru kunci pedagi Bapak M. Sama berkesempatan menyampaikan sejarah asal-mula ompu/kampung Hosuang atau Selesung kepada warga dan para pemuda/i, agar dapat diketahui bersama dan menjadi sejarah yang baku dikomunitas masyarakat adat ompu Hosuang atau Selesung.


Beliau mengisahkan bahwa kampung Hosuang atau Selesung ini bermula dari peradaban leluhur terdahulu kampung ini yaitu Aba Tigiak (Kakek Tigiak), yang memiliki ilmu cukup tinggi sehingga membuat panembahan Tayan kuatir jika Aba Tigiak ini memberontak atau membuat kekacauan diwilayah kekuasaannya.


Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan diwilayahnya, Raja Tayan saat itu merangkul Aba Tigiak agar menjadi bagian dari Panembahan Kesultanan Tayan dengan memberi gelar Mangku Kotn Panglima Raja Seorang Kaya kepada Aba Tigiak.


Mengingat awal mula peradaban ompu/kampung Hosuang atau Selesung ini dari sejarah Aba Tigiak ini, maka setiap tahun masyarakat adat di wilayah ini selalu mengadakan upacara Mpokang atau Bepontei kone Pedagi ini untuk menghormati dan menghargai para leluhur ompu Hosuang ini.


Kata Hosuang atau yang baku di administrasi pemerintahan disebut Selesung ini berasal dari kata Osuang (Lesung), Osuang ini memiliki tujuh lobang lesung yang tidak diketahui oleh warga siapa pembuatnya. Menurut kepercayaan warga Lesung ini di ciptakan oleh kekuatan gaib penguasa alam sekitar. Saat Abai Tigiak memulai peradabannya dengan membuka hutan rimba belantara di lokasi ini, Situs Osuang ini sudah ada secara gaib.


Untuk menghormati dan menghargai awal mula peradaban di wilayah ini sebagai sejarah awal berdirinya kampung Selesung, warga masyarakat menjadikan situs Osuang dan beberapa arca yang terbuat dari kayu yang tertancap ditanah serta makam Mangku Kotn ini sebagai Pedagi Nongu Hosuang.


Lokasi ini berada tepat di muara sungai Hosuang, yang konon menurut cerita masyarakat setempat sebagai tempat Aba Tigiak atau Mangku Kotn ini mendapatkan ilmu kesaktiannya dan memulai peradaban ompu Hosuang.


Dalam kegiatan upacara adat ini juga, warga kampung melaksanakan ritual molah niat atau balas niat yang di niatkan tahun lalu saat upacara yang sama dilaksanakan tahun lalu.


Dipenghujung kegiatan upacara adat ini dilaksanakan kembali penyampaian Niat Ompu Benuo Hosuang untuk satu tahun kedepannya.


Adapun niat yang diniatkan kepada Penompo serta para leluhur di Pedagi Nongu Hosuang adalah mohon bhoka atau berkat atas pengelolaan lahan pertani, perkebunan serta pemeliharaan hewan-hewan ternak serta perlindungan ompu benuo atau kampung dari marabahaya, musibah dan bencana.

Older Posts
Newer Posts
firmus bambang
firmus bambang Berlakulah adil dalam setiap perbuatan

Post a Comment

Ads Single Post 4