BBM Naik, Apa Alasan Dan Dampak Dibalik Kenaikan Harga BBM
BBM Naik, Apa Alasan Dibalik Kenaikan Harga BBM ? |
JAKARTA, Sarapanberita.com - Pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi berjenis Pertamax, Pertalite,dan solar pada hari Sabtu lalu, 3 September 2022.
Jenis BBM yang harganya naik ialah Pertalite, Pertamax, dan solar.. Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sebanyak 30 persen yang diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo lewat konferensi pers.
“Saya sebenarnya ingin harga BBM dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi, tapi anggaran untuk subsidi sudah tiga kali lipat dan akan terus meningkat," kata Jokowi.
Presiden menilai pemerintah telah mengalkulasi beban APBN terhadap subsidi BBM.
"Ini adalah pilihan terakhir pemerintah, yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga beberapa jenis BBM yang mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian," sebut Jokowi di keterangan pers.
Penyebab kenaikan harga bbm ?
Presiden Jokowi menegaskan pihaknya akan mengalihkan uang subsidi BBM ke sektor yang lebih tepat sasaran.
Karena Menurut Presiden Joko Widodo, 70 persen subsidi selama ini tidak tepat sasaran, yang dinikmati kelompok masyarakat yang mampu, yaitu para pemilik mobil-mobil pribadi.
Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan ) mengatakan bahwa Jika BBM tidak dinaikan maka anggaran subsidi akan membengkak menjadi Rp698 triliun.
Daftar Kenaikan Harha Pertalite, Pertamax, dan solar
Arifin Tasrif (Menteri ESDM) menjelaskan, harga Pertalite yang semula Rp7.650 per liter naik menjadi Rp10.000 per liter, solar bersubsidi yang semula Rp5.150 naik menjadi Rp6.800 per liter. Pertamax bersubsidi dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.
Dampak Kenaikan Harga BBM
Bahaya Inflasi
Kita melihat historis kebelanag, Naiknya harga BBM di tahun 2005 lalu menyebabkan inflasi hingga ke level 17,11 %.
Naiknya harga BBM terjadi sebanyak dua kali,di bulanMaret dan bulan Oktober tahun 2005.
Pada bulan maret 2005, Pemerintah melakukan kenaikan harga BBM berupa Bensin sampai 32,6 % serta Solar sebanyak 27,3 %.
Pada bulan oktober 2005, Pemerintah menaikan kembali harga Bensin dan Solar sebanyak 104,8 %.
Pada tahun 2013 dan tahun 2014, Pemerintah menaikan Bahan Bakar Minyak, mengakibatkan tingkat inflasi disaat itu masing-masing mencapai 8,38 % dan 8,36 persen.
Tahun 2022
Perang Negara antara Rusia dan Ukraina menimbulkan efek yang tidak pasti di seluruh dunia. Kenaikan harga komoditas energi dan pangan terjadi dan mengakibatkan lonjakan inflasi dibanyak Negara.
Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi pada tahun ini berpotensi mencapai 5,24 5, ketika harga BBM nonsubsidi dinaikkan.
"Ke depan, tekanan inflasi IHK diperkirakan masih berlanjut, antara lain didorong oleh masih tingginya harga energi dan pangan global,” tulis BI dalamhalamanresminya, Jumat (2/9/2022).
Inflasi memberikan resiko meningkat akibat kenaikan harga BBM nonsubsidi, serta dampak dari tingginya inflasi pangan, di tengah semakin menguatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan.
Efek Domino Kenaikan BBM
Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI) memberi penjelasan tentang dampak yang diakibatkan kenaikan harga bahan bakar minyak
Perry menjelaskan bahwa dampak terbesar bukan terjadi pada inflasi fase pertama atau terkait inflasi administered price karena kebijakan pemerintah, namun efeknya difase kedua dan fase ketiga.
Dampak langsung yang dirasakan adalah di sektor angkutan umum /transportasi.
Berkenaan dengan itu, pemerintah pusat telah mengeluarkan surat edaran (SE) menteri dalam negeri diperuntukan untuk para kepala daerah, yaitu bupati atau wali kota. Surat ini berisi instruksi supaya pemerintah daerah memakai anggaran darurat untuk memberikan bantuan angkutan atau transportasi.
Sehingga kata Perry, diharapkan bisa mencegah tingginya biaya transportasi yang bisa mempengaruhi harga harga barang.
Sedangkan Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman nenjelaskan bahwa risiko tekanan inflasi yang semakin tinggi ke depan perlu terus diantisipasi.
Selain permintaan masyarakat yang membaik, inflasi Indeks harga Produsen yang telah berada di atas inflasi IHK, berisiko mendorong peningkatan inflasi sisi permintaan, yang diteruskan dari inflasi sisi penawaran.
“Dampaknya diperkirakan cukup besar karena tidak hanya berdampak pada putaran pertama pada inflasi administered price tetapi juga berdampak pada putaran kedua pada transportasi serta barang dan jasa lainnya,” sebut Faisal
Apabila harga BBM Pertalite dinaikkan dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, maka akan meningkatkan inflasi sebesar 0,83 % poin dan berpotensi memangkas pertumbuhan ekonomi sebesar -0,17 persen poin.
Apabila harga Solar naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp8.500 per liter, maka berdampak memberikan kontribusi kenaikan inflasi sekitar 0,33 % poin dan berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar -0,07 persen poin.
“Ini berarti tingkat inflasi pada tahun 2022 bisa lebih tinggi dari perkiraan kami saat ini sebesar 4,60 persen, berpotensi menuju sekitar 6 persen,” lanjut Faisal.
Piter Abdullah , Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia mengatakan jika harga BBM bersubsidi naik,, maka angka tingkat inflasi berpotensi menembus level 6 persen, bahwa mencapai 8 -10 persen.
Piter berpendapat, kenaikan inflasi yang tinggi katatentunya dapat menurunkan daya beli masyarakat mengakibakan pertumbuhan ekonomi menjadi stagnan.
Pemerintah mengatakan, anggaran subsidi dan kompensasi energi akan berpotensi mencapai Rp698 triliun.
Sementara, Pemerintah telah menaikkan anggaran subsidi dan kompensasi energi tiga kali lipat, menjadi sebesar Rp502,4 triliun.
Anggaran ini tetap kurang diakibatkan tingginya konsumsi dan harga minyak dunia. Oleh sebab itu, menaikkan harga BBM merupakan salah satu yang diambil pemerintah.
Dilemanya, kenaikan harga bBM pun bisa menimbulkan risiko terhadap perekonomian. Piter menyatakan peningkatan harga BBM yang massifbisa memukul banyak industri, termasuk industri makanan dan minuman, sehingga semakin mendorong kenaikan harga produk industri.
“Ketika itu terjadi daya beli masyarakat akan terpangkas, pertumbuhan ekonomi juga tertahan. Target pertumbuhan ekonomi pemerintah sulit tercapai,” sebut Piter.
Bhima Yudhistira, Center of Economic and Law Studies (Celios) mengatakan bahwa kenaikan harga BBM akan berefek dmino.
Tak hanya menimbulkan inflasi energi, naiknya harga BBM juga berpotensi menaikkan harga bahan makanan.
Bhima memprediksi tingkat inflasi pada akhir tahun akan mencapai kisaran 7 - 7,5 %, dengan memperhitungkan naiknya harga BBM.
“Inflasi akan berada pada range 7–7,5 %. Dengan rentang suku bunga acuan BI 4,25–4,5 % pada akhir 2022, pertumbuhan ekonomi overall 2022 proyeksinya 4,9 %. Konsumsi rumah tangga dan investasi akan terdampak kenaikan harga BBM,” sebut Bhima.
Sumber data BPS menjelaskan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga secara tahunan menurun menjadi 3,2% pada 2006, dari 4 % pada 2005, setelah pemerintah mengambil kebikajan kenaikan harga BBM.
Seperti yang terjadi pada saat harga BBM dinaikkan pada tahun 2013. Konsumsi rumah tangga tercatat turun menjadi 5,15 % pada 2014, dari 5,43 % pada 2013. Pada 2015, konsumsi rumah tangga juga kembali turun ke level 4,96 %.(Bisnis.com)
Post a Comment